Thursday, January 31, 2013

kejamnya kehidupan di Entikong Kalbar perbatasan indo-malaysia (+pict)

ane miris gan denger cerita temen ane yang perna KKN di Entikong, KKN mahasiswa UPN veteran seluruh indonesia

Kata orang daerah perbatasan merupakan garda terdepan sebuah bangsa, hal itu sangat benar adanya. Indonesia juga sebuah bangsa kan? Lalu bagaimana kabar daerah-daerah perbatasan di Indonesia gan? Dalam UU No. 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kawasan Perbatasan adalah bagian dari Wilayah Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal Batas Wilayah Negara di darat, Kawasan Perbatasan berada di kecamatan. ane gak membahas semua daerah di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, melainkan hanya satu daerah yang paling menarik menurut saya, dan memang satu-satunya yang memiliki jalur perbatasan darat dengan negara lain. Masih ingatkah anda dengan Entikong? Yaa..Entikong, sebuah kecamatan paling pinggir terletak di kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia Timur.

Selama beberapa puluh tahun kebelakang masalah perbatasan masih belum mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini tercermin dari kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kawasan perbatasan dan lebih mengarah kepada wilayah-wilayah yang padat penduduk, aksesnya mudah, dan potensial, sedangkan kebijakan pembangunan bagi daerah-daerah terpencil, terisolir dan tertinggal seperti kawasan perbatasan masih belum diprioritaskan.



di Entikong sendiri sangat minim infrastruktur, bahkan untuk mencapai kesana sangat susah gan




jalur satu"nya adalah sungai sekayam menuju desa suruh tembawang.
sungai sekayam merupakan jalur penghubung antara desa suruh tembawang dengan kecamatan entikong,

bahkan di sana mata uang kedua negara, ringgit dan rupiah diterima dalam jual beli



masyarakat melakukan jual-beli ke Malaysia bukan karena harga barang lebih murah, melainkan karena di negeri jiran tersebut ada penampung hasil bumi yang sudah dikenal masyarakat, sedangkan di Kalbar atau Indonesia tidak ada.

Bahkan, katanya, barang masyarakat perbatasan di negara bagian Sarawak itu masih bisa dibarter dengan barang Malaysia yang mereka kehendaki. Pinjamin mengatakan, salah satu hasil bumi yang dijual adalah sayur-sayuran dan rempah-rempahan, seperti lada. Hasil bumi ini sangat diminati warga Malaysia.

Di samping itu, kondisi jalan ke tempat jual-beli di Malaysia bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja, sedangkan akses jalan darat di pasar kecamatan masih sulit dan kondisi alam mengharuskan warga menggunakan jalur sungai.

Kegiatan warga pergi ke Malaysia hampir dilakukan tiap hari. Sebab, untuk pergi ke sana, bisa dilakukan dengan berjalan kaki dalam beberapa jam saja, terutama di daerah

bahkan ada bis antar negara juga gan di sana



perbedaan daerah entikong dan malaysia gan, kayak siang dan malam, keliatan banget mana yang lebih maju nya
padahal sama" perbatasan




180 derajat beda gan

dalam masalah pendidikan juga malah parah

di entikong kyk gni






kalo serawak malaysia



Warga Entikong menanti ”malaikat” yang bisa menyediakan infrastruktur, seperti jalan, alat transportasi, listrik, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai untuk menghalau keterisolasian dan keterbelakangan. Sebab, mereka cuma bisa gigit jari jika membandingkan dengan kondisi warga di perbatasan Malaysia yang keadaannya bertolak belakang dengan warga Indonesia di perbatasan kedua negara serumpun itu

heran juga gan, bahkan warga negara kita lebih muda mendapatkan segala sesuatu di negara tetangga dripada di negara sendiri
warga entikong membeli gas LPG dari malaysia karna lebih mudah dan murah





negri ini trnyata blm mrdka. tanah surga katanya ?? tanah yg dinikmati hasilny oleh negeri tetangga

semoga keadaan wilayah seperti ini bisa mengetuk hati kita untuk bersyukur dengan segala kecukupan dan membantu sesama warga negara

No comments:

Post a Comment