Thursday, January 31, 2013

Bertahan Hidup Dengan Susu

Banyak anak minum bergelas-gelas susu karena doyan. Namun, Holly Lindley meneguk susu karena memang suka dan bergantung penuh pada minuman sehat itu. Setiap hari dia harus menghabiskan hingga enam liter susu agar bisa hidup.

Holly menderita penyakit glycogen storage yang membuat tubuhnya tidak dapat mengubah makanan yang dia santap menjadi energi. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Alhasil saban hari, siswa sekolah dasar ini harus meneguk susu dingin yang dicampur dengan lima sendok tepung jagung sebelum tidur untuk mencegah dia jatuh koma. Maizena alias tepung jagung mengandung pati yang melepaskan energi secara perlahan pada malam hari.

"Jika saya tidak memberikan dia makanan pada malam hari, tingkat energinya bakal terlalu rendah ketika dia tidur. Dia tidur sekitar 11 jam setiap malam,” kata Karen Shaw, ibunda Holly, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (8/11).

Karen, 35 tahun, mengaku membelanjakan 2.000 pounsterling Inggris (1 pounsterling sekitar Rp15.000) untuk membeli susu setelah Holly menjalani dietnya itu sejak tiga tahun silam.

“Kami harus memastikan dia harus minum itu karena beberapa malam dia sempat menolak. Kita harus mengingatkan bahwa itu semua untuk kebaikan dirinya,” kata Karen.

Mungkin akan lebih mudah kalau Holly menyukai minuman bersoda yang sarat gula. Namun, menurut Karen, putrinya tidak menyukai minuman ringan itu. Jadilah Holly harus minum susu.



Holly didiagnosi glycogen storage setelah ambruk di rumahnya di Doncaster, Inggris, ketika berusia dua tahun. Dokter di Doncaster Royal Infirmary melihat tingkat darahnya turun sangat rendah. Inilah yang membuat mereka yakin gadis ini menderita kondisi langka itu, yang mempengaruhi hanya satu dari tiga juta orang.

Menurut Karen, tingkat energi Holly harus diawasi ketat. Karenanya, Karen harus membangunkan putrinya dan memberikan dia roti setiap dua jam.

"Selama sekitar empat tahun setelah ia didiagnosis, kita benar-benar berjuang keras. Tapi, kini, kita sudah dapat memahami dan dapat mengontrolnya dengan lebih baik."

Holly juga harus minum susu sepanjang hari dan bisa menghabiskan hingga enam liter. Ketika dewasa dia membutuhkan energi yang lebih banyak sehingg harus minum lebih banyak susu lagi.

"Dia suka sekali susu dan dia terbiasa dengan maizena sekarang," tutur Karen. "Selain minum susu, makanan ringan Holly adalah cokelat dan permen. Saya yakin dia satu-satunya anak perempuan di sekolah yang membawa dua cokelat bar dalam kotak makan siangnya."

Holly tinggal bersama ibunya dan ayah tirinya, Alan, bersama dua saudara laki-lakinya. Mereka mencoba membuat hidup Holly senormal mungkin.

"Saudara-saudaranya lebih tua sehingga mereka menjadi sangat protektif terhadap dirinya, tetapi mereka menyiksa dia juga,” ujar Karen.

Meski begitu, terkadang Holly malu juga. Karen berkisah, ketika pertama kali melakukan perjalanan malam hari dari sekolah, dirinya harus berbicara dengan guru Holly tentang kondisi putrinya. Sebab, Holly menolak minum susu dengan maizena di depan teman-temannya.

Sekarang, menurut Karen, Holly sudah lebih dewasa dan makin mengerti dan tahu bahwa dia perlu minum itu agar tetap hidup. “Dia tidak semalu dahulu dan akan menginap di rumah teman atau melakukan perjalanan dari sekolah.” Bahkan, teman-temannya juga menyebut minuman itu: susu spesial Holly.

"Pada saat kami harus memeriksa darah agar mengetahui bahwa tingkat energi Holly aman, saya berharap suatu hari dia sendiri akan tahu kapan dia membutuhkan tambahan energi dan makan yang lebih sesuai," ucap Karen.

No comments:

Post a Comment