Dengan temperatur rata-rata pada bulan Januari mencapai -50 derajat celsius, menjadikan Oymyakon sebagai pemukiman permanen terdingin di muka bumi. Dikenal sebagai “Pole of Cold”, tempat ini pernah mencatat rekor temperatur hingga -71.2 derajat celcius.
Spoilerfor A view of Stalin's 'Road of Bones', the route to Oymyakon, on a -50c evening :
Kalau malam bisa mencapai -50 derajat celsius
Spoilerfor Frozen bridge:
jembatan ini membeku bukan karena sedang ada badai salju tapi memang pemandangan sehari-hari
Terdapat berbagai masalah sehari-hari yang tidak dihadapi oleh pemukim di tempat lain seperti tinta pada pulpen yang membeku, kacamata yang dipakai membeku dan menempel pada wajah dan baterai yang kehilangan dayanya.
Spoilerfor Pemanas:
Penduduk lokal lebih memilih untuk menghidupkan mesin mobilnya seharian penuh karena khawatir apabila dimatikan, maka mesin tidak mau dihidupkan kembali.
Spoilerfor A Communist-era monument marking the record-breaking temperature of -71.2 recorded in the village in 1924. It reads 'Oymyakon, the Pole of Cold' :
Masalah lain yang dihadapi karena temperatur yang ekstrim adalah ketika ingin menguburkan jenazah. Lapisan tanah yang terkubur es dan salju harus dicairkan terlebih dahulu agar dapat digali, menggunakan api unggun yang dinyalakan selama beberapa jam terlebih dahulu. Bara panas sisa api unggun kemudian disingkirkan dan lubang beberapa inchi digali. Proses ini diulang selama beberapa hari sampai lubang cukup dalam untuk mengubur peti mati.
Meskipun ditempat ini juga terdapat jaringan telepon seluler, akan tetapi handphone tidak dapat menerima sinyal dalam suhu sedingin ini.
Oymyakon memiliki temperatur terendah jika dibandingkan dengan pemukiman permanen lain dimanapun. Tempat yang menjadi rumah bagi sekitar 500 orang ini dahulunya pada tahun 1920an hingga 1930an merupakan pemberhentian bagi penggembala rusa yang ingin memberi minum hewan ternaknya di sumber air panas yang ada di tempat ini.
Akan tetapi pemerintah Sovyet dalam upayanya membuat penduduk nomaden yang cenderung susah dikontrol dan terbelakang dalam hal budaya & teknologi agar mau menetap, maka dijadikanlah tempat ini sebagai tempat tinggal permanen.
Ironisnya, Oymyakon sendiri memiliki arti “air yang tak membeku” yang dihubungkan dengan adanya sumber air panas di tempat ini.
Sebagian besar rumah di Oymyakon masih membakar batubara dan kayu sebagai penghangat dan masih sedikit tersentuh oleh kemudahan ala modern.
Tidak ada tanaman pangan yang dapat tumbuh ditempat ini sehingga penduduknya mengonsumsi daging rusa dan daging kuda. Sebuah toko di tempat ini menyediakan segala macam kebutuhan sehari-hari dan juga memberikan pekerjaan bagi penduduk sebagai peternak rusa, pemburu maupun pencari ikan di es.
Dokter mengatakan bahwa alasan mengapa penduduk tidak mengalami malnutrisi adalah dikarenakan susu yang mereka konsumsi menyediakan banyak mikronutrien.
Tidak mengherankan, penduduk setempat seolah-olah kebal dengan kondisi tempat tinggal mereka. Tidak seperti di tempat-tempat lain yang ketika terjadi hujan salju lebat dapat membuat aktivitas penduduk terhenti, sekolah di Oymyakon baru akan ditutp jika suhu mencapai dibawah -52 derajat celsius.
Desa ini terletak di ketinggian 750 meter diatas permukaan laut dengan panjang hari yang bervariasi, mulai dari 3 jam pada bulan desember hingga 21 jam pada musim panas. Dan selain memiliki musim dingin yang mengerikan, pada bulan Juni, Juli dan Agustus, temperatur diatas 30 derajat celsius bukanlah hal yang tidak biasa.
Kemudahan modern sangat susah ditemukan di tempat ini. Banyak bangunan masih menggunakan toilet luar dan sebagian besar orang masih menggunakan batubara dan kayu sebagai pemanas. Ketika pasokan batubara terlambat datang, maka power station mulai membakar kayu, dan apabila power berhenti maka seluruh desa pun akan mati selama 5 jam sehingga pipa menjadi membeku dan retak.
Oymyakon dapat dicapai setelah perjalanan darat selama dua hari dari kota terdekat Yakutsk -ibukota regional- yang juga merupakan kota dengan suhu terdingin jika dibandingkan dengan kota-kota lain di seluruh dunia. Di kota ini terdapat dua bandara dan juga universitas, sekolah-sekolah, teater-teater dan museum-museum.
Spoilerfor Toilet di luar:
Ini toilet bray
Spoilerfor A digger delivers fresh coal to the heating plant in Oymyakon | 2 photos:
Spoilerfor Sapi sedang mencari minum | 2 photos:
Spoilerfor Suasana desa | 5 photos:
sumber | iniunic.blogspot.com | http://www.kaskus.co.id/thread/5104df131976087039000000
No comments:
Post a Comment