Thursday, January 31, 2013

Istri Selingkuh, Pria Ini Pilih Tinggal 9 Bulan di Pohon Jambu

[Image: 135841_pohonjambu.jpg]

Hati Sanjay hancur saat pulang kerja mendapati istrinya sedang bermesaraan dengan pria lain di rumahnya. Dia pun memutuskan meninggalkan rumah dan memilih tinggal di pohon jambu hingga meluncur kata maaf dari sang istri.

Pada Maret lalu, Tara yang merupakan istri Sanjay tepergok sedang berduaan dengan pria yang merupakan tetangganya sendiri di atas tempat tidur rumahnya. Melihat pemandangan itu, Sanjay pun sedih bukan kepalang.

Setelah kejadian itu Tara memutuskan tinggal bersama orang tuanya. Sedangkan Sanjay memilih memanjat pohon jambu di desa tempat keluarganya tinggal. Demikian dikutip dari Daily Mail, Kamis (20/12/2012).

Dia memutuskan akan tetap tinggal di pohon dan baru akan turun jika istrinya minta maaf dan memutuskan kembali padanya. "Kalau kami berusaha membawanya turun, dia selalu mengancam akan bunuh diri," kata ibunda Sanjay.

Sedangkan saudara perempuan Sanjay mendukung apa yang dilakukan pria 25 tahun itu. Menurutnya selama Sanjay aman berada di pohon jambu, maka keluarga sudah senang. Keluarganya pun membawakan makanan untuk Sanjay sejak pohon jambu itu tidak berbuah karena sudah bukan musimnya.

Sanjay harus hati-hati dengan patah hati yang dialaminya. Sebab perpisahan yang traumatis dan tiba-tiba dapat memicu pusaran aktivitas hormonal. Hormon stres seperti adrenalin dan kortisol 'banjir' di dalam aliran darah, yang dapat mempercepat denyut jantung, peningkatan tekanan darah, otot-otot tegang dan mengaktifkan sel-sel kekebalan.

Kondisi ini membuat darah mengarah dari sistem pencernaan ke otot-otot dan membuatnya lebih mudah menggumpal. Mekanisme bertahan hidup primitif yang disebut respons fight-or-flight, mempersiapkan tubuh untuk bahaya.

Jika jantung sudah mengalami aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), maka plak aterosklerosis bisa pecah dan membentuk bekuan darah, atau memicu irama jantung abnormal yang berbahaya.

Meski patah hati lebih banyak membuat orang depresi, namun bila ia memiliki riwayat penyakit jantung maka patah hati bisa menjadi lebih mematikan, seperti dilansir health.harvard.edu, Selasa (25/9/2012).

Selain ketegangan dan stres, terlalu lama patah hati juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa patah hati dapat meningkatkan kemungkinan orang menderita penyakit jantung, kanker, depresi, alkoholisme dan bunuh diri.

No comments:

Post a Comment