Tuesday, January 29, 2013

Makan Buah-Buahan Lokal Bisa Kena Diare?


JAKARTA – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melecehkan petani Indonesia terkait pernyataan Aprindo yang "menteror" konsumen jika memakan buah dan sayur lokal akan terkena diare.

"Pernyataan Aprindo sangat melecehkan petani Indonesia dan hasil bumi sendiri," kata Ketua Bidang Perdagangan Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI, Ismet Hasan Putro.

Ismet mengatakan bahwa sikap pragmatis dan kepentingan bisnis jangan mengabaikan semangat bangsa ini untuk mandiri dan mengurangi impor.

Dia menambahkan bercermin pada realitas dan fenomena global, lazim jika pemerintah juga berpihak kepada petani dan kepentingan nasional.

HKTI berharap bahwa permentan dan permendag dapat diimplementasikan secara konsisten oleh instrumen negara atau aparat hukum agar dalam pelaksanaannya tidak ada penyimpangan hanya karena kepentingan pragmatis. (dat18/antara)
sumber :
http://www.waspada.co.id/index.php?o...snis&Itemid=95

Larangan Impor Buah Untungkan Petani Indonesia
Senin, 28 Januari 2013 11:13 WIB

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Wakil Ketua Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo), Bob Budiman, menyatakan bahwa memakan buah lokal akan menyebabkan diare. Selain itu, ia mengatakan bahwa buah lokal rasanya kecut atau asam dan kalah dengan buah impor.
Sekretaris Jenderal DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon menyatakan, apa yang disampaikan Bob Budiman sangat tak berdasar dan lebih didominasi kepentingan bisnis semata.
Kualitas buah lokal kita jauh lebih baik dibanding buah impor. Buah lokal kita jauh lebih segar. Dan buah tropis terbukti lebih unggul kandungan vitaminnya dibanding buah impor.
Kandungan vitamin C dan A di mangga lokal, tegas Fadli, sepuluh kali lebih tinggi ketimbang buah impor. Lebih sehat dan bermanfaat. Tak ada zat aditif atau pengawet untuk mengawetkan dan menjadikan buah manis.
"Sebaliknya, pada buah impor penggunaan zat aditif atau pengawet adalah hal yang biasa. Riset IPB pernah menemukan buah impor yang mengandung lapisan lilin sebagai pengawet, yang dapat menyebabkan kanker usus, hati, dan leukeumia. Lebih parah daripada diare," ujarnya dalam rilisnya kepada Tribun, Senin (28/1/2012).
Atas fakta itu, sambungnya lagi, pernyataan Gisimindo tentu saja tidaklah valid. Dan jelas, yang dibelanya bukanlah hak konsumen, tapi kepentingan segelintir importir saja.
Sehingga, tak sekedar manis atau asam, tapi bagaimana kita punya naluri kebangsaan yang mendukung kepentingan nasional. Alih alih membela hak konsumen, pernyataan tersebut menunjukkan diri mereka sebagai pembela kepentingan asing. Pernyataan Gisimindo tersebut tentunya juga melukai hati para petani buah Indonesia.
Kurang cukupnya pasokan di pasar, lanjut Fadli Zon, bukan karena kurangnya produk lokal. Namun, seringkali ada oknum yang sengaja memangkas rantai distribusi buah lokal. Akibatnya, pasokan tersendat dan barang menjadi sedikit di pasaran.
"Kami mendukung batasan kuota impor buah oleh pemerintah. Hal ini bisa menjadi awal kebangkitan buah lokal. Larangan impor buah tentunya menguntungkan petani Indonesia," pungkas Fadli Zon.

No comments:

Post a Comment